Triastuti bekerja sebagai sekretaris pada suatu group perusahaan besar di Jakarta. Kantornya terletak di bilangan daerah kelas satu, yaitu di jalan Jenderal Sudirman, di sebuah gedung bertingkat. Perusahaan tempat Tri bekerja, memakai 3 lantai penuh yaitu lantai 24, 25 dan 26 dari gedung tersebut. Ketiga lantai tersebut dihubungi dengan tangga khusus yang sengaja dibuat di bagian dalam dari perkantoran tersebut, untuk memudahkan hubungan antar perusahaan di group tersebut, tanpa mempergunakan lift. Kantor Tri terletak di lantai 25, dan ruangan tempat Tri bekerja terletak agak berdekatan dengan tangga penghubung ke lantai 24 dan 26.
.....
Di tempat perusahaan-perusahaan lain dalam satu group, terdapat beberapa orang asing yang bekerja sebagai tenaga ahli dan kebanyakan mereka berkantor di lantai 26. Mereka ada yang berasal dari Philipina dan ada juga dari India serta Pakistan.
.....
Sudah menjadi kebiasaan di kantor Tri di lantai 25, apabila setiap jam istirahat, yaitu dari jam 12 sampai jam 2 siang, maka para karyawan termasuk para pimpinan perusahaan keluar makan siang sehingga suasana di lantai 25 sangat sepi, hanya ditunggui oleh satpam yang duduk di depan pintu luar dekat lift, sambil juga bertindak sebagai operator sementara setiap jam istirahat. Akan tetapi sudah menjadi kebiasaan sejak Tri mulai bekerja di kantor tersebut 4 bulan lalu, Tri lebih sering istirahat sambil makan makanan yang dibawa dari rumahnya, di ruang kerjanya sendirian. Hal ini rupanya sudah sejak lama diperhatikan oleh Mr. Gulam Singh, salah seorang tenaga ahli berasal dari India, yang bekerja di lantai 26. Mr. Gulam sering turun melalui tangga apabila dia pergi ke bagian pemasaran yang terletak di ruangan sebelah barat di lantai 25, sedangkan ruangan tempat Tri bekerja dan tangga penghubung terletak di ujung sebelah Timur lantai 25. Mr. Gulam sangat tertarik melihat Tri, karena Tri yang berumur 28 tahun, adalah seorang gadis Jawa, yang sangat cantik.
.....
Dapat digambarkan sosok Triastuti adalah gadis bertampang Jawa, yang sangat cantik dan manis, dengan kulit agak kuning langsat, tinggi badan sekitar 165 cm, potongan muka manis, agak memanjang dengan rambut hitam bergelombang terurai sampai bahu. Badannya tinggi semampai dapat dikatakan kurus dengan berat badan sekitar 47 kg, dadanya agak rata hanya terlihat tonjolan buah dadanya yang kecil, sedangkan pinggangnya amat langsing dengan perut yang rata, pinggulnya serasi dengan pantatnya yang kecil tapi padat. Tungkai pahanya dan kakinya terlihat panjang serasi dengan bentuk badannya. Apabila berjalan badannya terlihat sangat gemulai dan pembawaan Tri terlihat sangat kalem malah dapat dikatakan malu-malu. Mr. Gulam sendiri adalah seorang pria berumur mendekati 40 tahun, bekulit gelap dengan badan tinggi 178 cm dan besar, sedangkan kedua tangannya kekar terlihat berbulu lebat, apalagi pada bagian dada dan kakinya. Kedua pahanya terlihat sangat gempal.
.....
Tri memang agak risih juga terhadap Mr. Gulam, karena setiap kali Mr. Gulam lewat depan ruangannya, Mr. Gulam selalu melirik dan melempar senyum kepada Tri dan kalau kebetulan Tri tidak melihat keluar, maka Mr. Gulam akan mendehem atau membuat gerakan-gerakan yang menimbulkan suara, sehingga Tri akan terpancing untuk melihat keluar. Tri agak ngeri juga melihat tampang Mr. Gulam yang berewokan itu dengan badannya yang gelap dan tinggi besar. Tri telah mempunyai pacar, yang orang Jawa juga dan badan pacarnya agak ceking dan tidak terlalu tinggi, kurang lebih sama tingginya dengan Tri.
.....
Sampai pada suatu hari, pada hari itu Tri ke kantor mengenakan baju terusan mini berwarna coklat muda yang memakai kancing depan dari atas sampai batas perut. Seperti biasa tepat jam 12 siang, para karyawan dan boss di lantai 25 sudah pada keluar kantor, sehingga di lantai 25 hanya tinggal Tri sendiri yang sedang makan siang di ruangannya. Tiba-tiba Mr. Gulam melintas di depan ruangan Tri dan terus menuju ke bagian ruangan sebelah barat. Tapi seluruh lantai 25 ternyata kosong, semua karyawan telah keluar makan siang. Begitu melintas di pintu keluar satu-satunya yang menuju lift, Mr. Gulam memutar kunci pada pintu keluar yang tertutup. Setelah itu Mr. Gulam kembali menuju ke ruangan Tri yang terletak di ujung Timur itu. Secara perlahan-lahan Mr. Gulam mendekati ruangan Tri dan mengintip ke dalam, Tri sedang duduk membelakangi pintu menghadap ke jendela kaca sambil makan.
.....
Secara perlahan-lahan Mr. Gulam masuk ke dalam ruangan kerja Tri dan langsung mengunci pintunya dari dalam. Mendengar suara pintu terkunci Tri menoleh ke belakang dan, tiba-tiba mukanya menjadi pucat. Dia segera berdiri dari tempat duduknya sambil berkata, "Sir, apa-apaan ini, kenapa anda masuk ke ruangan saya dan mengunci pintunya?", tapi Mr. Gulam hanya memandang Tri dengan tersenyum tanpa berkata apa-apa. Tri semakin panik dan berkata, "Harap anda segera keluar atau saya akan berteriak!". Tapi dengan kalem Mr. Gulam berkata, "silakan saja nona manis.., apabila anda mau menimbulkan skandal dan setiap orang di gedung ini akan mempergunjingkan kamu selama-lamanya". Mendengar itu Tri yang pada dasarnya agak pemalu menjadi ngeri juga akan akibatnya apabila ia berteriak. Bagaimana dia akan menaruh mukanya di hadapan teman-temannya sekantor apabila terjadi skandal.
.....
Sementara Tri berada dalam keadaan ragu-ragu, dengan cepat Mr. Gulam berjalan medekat ke arah Tri dan karena ruangan kerja Tri yang sempit itu, begitu Tri akan mundur untuk menghindar, dia langsung kepepet pada meja kerja yang berada di belakangnya. Dengan cepat kedua tangan Mr. Gulam yang penuh dengan bulu tersebut memeluk badan Tri yang ramping dan mendekap Tri ke tubuhnya. Karena badan Tri yang sangat langsing dan dapat dikatakan tinggi kurus itu, lelaki tersebut merasakan seakan-akan memeluk kapas dan sangat ringkih sehingga harus diperlakukan dengan sangat lembut dan hati-hati.
.....
Mr. Gulam memegang kedua lengan bagian atas Tri dekat bahu, sambil mendorong badan Tri hingga tersandar pada meja kerja, kemudian Mr. Gulam mengangkat badan Tri dengan gampang dan sangat hati-hati dan mendudukkannya di atas meja kerja Tri, kemudian kedua tangan Tri diletakan di belakang badan Tri dan dipegang dengan tangan kirinya. Badan Mr. Gulam dirapatkan diantara kedua kaki Tri yang tergantung di tepi meja dan paha Mr. Gulam yang sebelah kiri menekan rapat pada tepi meja sehingga kedua paha Tri terbuka. Tangan kiri Mr. Gulam yang memegang kedua tangan Tri di belakang badan Tri ditekan pada bagian pantat Tri ke depan, sehingga badan Tri yang sedang duduk di tepi meja, terdorong dan kemaluan Tri melekat rapat pada paha sebelah kiri Mr. Gulam yang berdiri menyamping di depan Tri.
.....
Tangan kanan Mr. Gulam yang bebas dengan cepat mulai membuka kancing-kancing depan baju terusan yang dikenakan Tri. Badan Tri hanya bisa menggeliat-geliat, "Jangan.., jangan lakukan itu!, stoopp.., stoopp", akan tetapi Mr. Gulam tetap melanjutkan aksinya itu. Sebentar saja baju bagian depan Tri telah terbuka, sehingga kelihatan dadanya yang kecil mungil itu ditutupi dengan BH yang berwarna putih bergerak naik turun mengikuti irama nafasnya. Perutnya yang rata dan mulus itu terlihat sangat mulus dan merangsang. Tangan kanan Mr. Gulam bergerak ke belakang badan Tri dan membuka pengait BH Tri. Kemudian Mr. Gulam menarik ke atas BH Tri dan.., sekarang terpampang kedua buah dada Tri yang kecil mungil sangat mulus dengan putingnya yang coklat muda agak tegang naik turun dengan cepat karena nafas Tri yang tidak teratur. "Ooohh.., oohh.., jaanggaann.., jaannggaann!". Erangan Tri tidak dipedulikan oleh pria tersebut, malah mulut Mr. Gulam mulai mencium belakang telinga Tri dan lidahnya bermain-main di dalam kuping Tri. Hal ini menimbulkan perasaan yang sangat geli, yang menyebabkan badan Tri menggeliat-geliat dan tak terasa Tri mulai terangsang juga oleh permainan Mr. Gulam ini.
.....
Mulut Mr. Gulam berpindah dan melumat bibir Tri dengan ganas, lidahnya bergerak-gerak menerobos ke dalam mulut Tri dan menggelitik-gelitik lidah Tri. "aahh.., hmm.., hhmm", terdengar suara mengguman dari mulut Tri yang tersumbat oleh mulut Mr. Gulam. Badan Tri yang tadinya tegang mulai agak melemas, mulut Mr. Gulam sekarang berpindah dan mulai menjilat-jilat dari dagu Tri turun ke leher, kepala Tri tertengadah ke atas dan badan bagian atasnya yang terlanjang melengkung ke depan, ke arah Mr. Gulam, payudaranya yang kecil mungil tapi bulat kencang itu, seakan-akan menantang ke arah lelaki India tersebut.
.....
Mr. Gulam langsung bereaksi, tangan kanannya memegangi bagian bawah payudara Tri, mulutnya menciumi dan mengisap-isap kedua puting itu secara bergantian. Mulanya buah dada Tri yang sebelah kanan menjadi sasaran mulut Mr. Gulam. Buah dada Tri yang kecil mungil itu hampir masuk semuanya ke dalam mulut Mr. Gulam yang mulai mengisap-isapnya dengan lahap. Lidahnya bermain-main pada puting buah dada Tri yang segera bereaksi menjadi keras. Terasa sesak napas Tri menerima permainan Mr. Gulam yang lihai itu. Badan Tri terasa makin lemas dan dari mulutnya terus terdengar erangan, "Ssshh.., sshh.., aahh.., aahh.., sshh.., sshh.., jangaann.., diiteeruussiinn", mulut Mr. Gulam terus berpindah-pindah dari buah dada yang kiri, ke yang kanan, mengisap-isap dan mejilat-jilat kedua puting buah dada Tri secara bergantian selama kurang lebih lima menit.
.....
Badan Tri benar-benar telah lemas menerima perlakuan ini. Matanya terpejam pasrah dan kedua putingnya telah benar-benar mengeras. Dalam keadaan terlena itu tiba-tiba badan Tri tersentak, karena dia merasakan tangan Mr. Gulam mulai mengelus-elus pahanya yang terbuka karena baju mininya telah terangkat sampai pangkal pahanya. Tri mencoba menggeliat, badan dan kedua kakinya digerak-gerakkan untuk mencoba menghindari tangan lelaki tersebut beroperasi di pahanya, akan tetapi karena badan dan kedua tangannya terkunci oleh Mr. Gulam, maka dia tidak bisa berbuat apa-apa, yang hanya dapat dilakukan oleh Tri adalah hanya mengerang, "Jaanngaann.., jaannggann.., diitteerruusiin", akan tetapi suaranya semakin lemah saja.
.....
Melihat kondisi Tri seperti itu, Mr. Gulam yang telah berpengalaman, yakin bahwa gadis ayu ini telah berada dalam genggamannya. Aktivitas tangan Mr. Gulam makin ditingkatkan, terus bermain-main di paha Tri yang mulus itu dan secara perlahan-lahan merambat ke atas dan, tiba-tiba jarinya menyentuh bibir kemaluan Tri. Segera badan Tri tersentak dan, "aahh.., jaannggaan!", mula-mula hanya ujung jari telunjuk Mr. Gulam yang mengelus-elus bibir kemaluan Tri yang tertutup CD, akan tetapi tak lama kemudian tangan kanan Mr. Gulam menarik CD Tri dan memaksanya lepas dari pantatnya dan meluncur keluar di antara kedua kaki Tri. Tri tidak dapat berbuat apa-apa untuk menghindari perbuatan Mr. Gulam ini. Sekarang Tri dalam posisi duduk di atas meja dengan tidak memakai CD dan kedua buah dadanya terbuka karena BH-nya telah terangkat ke atas. Muka Tri yang ayu terlihat merah merona dengan matanya yang terpejam sayu, sedangkan giginya terlihat menggigit bibir bawahnya yang bergetar.
.....
Kelihatan perasaan putus asa dan pasrah sedang melanda Tri, disertai dorongan birahinya yang tak terbendung melandanya. Melihat ekspresi muka Tri yang tak berdaya seperti itu, makin membangkitkan nafsu birahi lelaki tersebut. Mr. Gulam melihat ke arah jam yang berada di dinding, pada saat itu baru menunjukan pukul 12.30, berarti dia masih punya waktu kurang lebih satu setengan jam untuk menuntaskan nafsunya itu. Pada saat itu Mr. Gulam sudah yakin bahwa dia telah menguasai situasi, tinggal melakukan tembakan terakhir saja.
.....
Tampa menyia-nyiakan waktu yang ada, Mr. Gulam, dengan tetap mengunci kedua tangan Tri, tangan kanannya mulai membuka kancing dan retsliting celananya, setelah itu dia melepaskan celana yang dikenakannya sekalian dengan CD-nya. Pada saat CD-nya terlepas, maka senjata Mr. Gulam yang telah tegang sejak tadi itu seakan-akan terlonjak bebas mengangguk-angguk dengan perkasa. Mr. Gulam agak merenggangkan badannya, maka terlihat oleh Tri benda yang sedang mengangguk-angguk itu, badan Tri tiba-tiba menjadi tegang dan mukanya menjadi pucat, kedua matanya terbelalak melihat benda yang terletak diantara kedua paha lelaki India itu. Benda tersebut hitam besar kelihatan gemuk dengan urat yang melingkar, sangat panjang, sampai di atas pusar lelaki tersebut, dengan besarnya kurang lebih 6 cm dan kepalanya berbentuk bulat lonjong seperti pohon jamur. Tak terasa dari mulut Tri terdengar jeritan tertahan, "Iiihh", disertai badannya yang merinding. Tri belum pernah melihat alat vital lelaki sebesar itu. Tri merasa ngeri. "Bisa jebol milikku dimasuki benda itu", gumannya dalam hati. Namun Tri tak dapat menyembunyikan kekagumannya. Seolah-olah ada pesona tersendiri hingga pandangan matanya seakan-akan terhipnotis, terus tertuju ke benda itu. Mr. Gulam menatap muka Tri yang sedang terpesona dengan mata terbelalak dan mulut setengah terbuka itu, "Kau Cantik sekali Tri..", gumam Mr. Gulam mengagumi kecantikan Tri.
.....
Kemudian dengan lembut Mr. Gulam menarik tubuh Tri yang lembut itu, sampai terduduk di pinggir meja dan sekarang Mr. Gulam berdiri menghadap langsung ke arah Tri dan karena yakin bahwa Tri telah dapat ditaklukkannya, tangan kirinya yang memegang kedua tangan Tri, dilepaskannya dan langsung kedua tangannya memegang kedua kaki Tri, bahkan dengan gemas ia mementangkan kedua belah paha Tri lebar-lebar. Matanya benar-benar nanar memandang daerah di sekitar selangkangan Tri yang telah terbuka itu. Nafas laki-laki itu terdengar mendengus-dengus memburu. Biarpun kedua tangannya telah bebas, tapi Tri tidak bisa berbuat apa-apa karena di samping badan Mr. Gulam yang besar, Tri sendiri merasakan badannya amat lemas serta panas dan perasaannya sendiri mulai diliputi oleh suatu sensasi yang mengila, apalagi melihat tubuh Mr. Gulam yang besar berbulu dengan kemaluannya yang hitam, besar yang pada ujung kepalanya membulat mengkilat dengan pangkalnya yang ditumbuhi rambut yang hitam lebat terletak diantara kedua paha yang hitam gempal itu.
.....
Sambil memegang kedua paha Tri dan merentangkannya lebar-lebar, Mr. Gulam membenamkan kepalanya di antara kedua paha Tri. Mulut dan lidahnya menjilat-jilat penuh nafsu di sekitar kemaluan Tri yang yang masih rapat, tertutup rambut halus itu. Tri hanya bisa memejamkan mata, "Ooohh.., nikmatnya.., oohh!", Tri menguman dalam hati, mulai bisa menikmatinya, sampai-sampai tubuhnya bergerak menggelinjang-gelinjang kegelian. "Ooohh.., hhmm!", terdengar rintihan halus, memelas keluar dari mulutnya. "Paakk.., aku tak tahan lagi..!", Tri memelas sambil menggigit bibir.
.....
Sungguh Tri tidak bisa menahan lagi, dia telah diliputi nafsu birahi, perasaannya yang halus, terasa tersiksa antara rasa malu karena telah ditaklukan oleh orang India yang kasar itu dengan gampang dan perasaan nikmat yang melanda di sekujur tubuhnya akibat serangan-serangan mematikan yang dilancarkan Mr. Gulam yang telah bepengalaman itu. Namun rupanya lelaki India itu tidak peduli, bahkan amat senang melihat Tri sudah mulai merespon atas cumbuannya itu. Tangannya yang melingkari kedua pantat Tri, kini dijulurkan ke atas, menjalar melalui perut ke arah dada dan mengelus-elus serta meremas-remas kedua payudara Tri dengan sangat bernafsu.
.....
Menghadapi serangan bertubi-tubi yang dilancarkan Mr. Gulam ini, Tri benar-benar sangat kewalahan dan kemaluannya telah sangat basah kuyup. "Paakk.., aakkhh.., aakkhh!", Tri mengerang halus, kedua pahanya yang jenjang mulus menjepit kepala Mr. Gulam untuk melampiaskan derita birahi yang menyerangnya, dijambaknya rambut Mr. Gulam keras-keras. Kini Tri tak peduli lagi akan bayangan pacarnya dan kenyataan bahwa lelaki India itu sebenarnya sedang memperkosanya, perasaan dan pikirannya telah diliputi olen nafsu birahi yang menuntut untuk dituntaskan. Wanita ayu yang lemah lembut ini benar-benar telah ditaklukan oleh permainan laki-laki India yang dapat membangkitkan gairahnya.
.....
Tiba-tiba Mr. Gulam melepaskan diri, kemudian bangkit berdiri di depan Tri yang masih terduduk di tepi meja, ditariknya Tri dari atas meja dan kemudian Mr. Gulam gantian bersandar pada tepi meja dan kedua tangannya menekan bahu Tri ke bawah, sehingga sekarang posisi Tri berjongkok di antara kedua kaki berbulu Mr. Gulam dan kepalanya tepat sejajar dengan bagian bawah perutnya. Tri sudah tahu apa yang diinginkan Mr. Gulam, namun tanpa sempat berpikir lagi, tangan Mr. Gulam telah meraih belakang kepala Tri dan dibawa mendekati kejantanan Mr. Gulam, yang sungguh luar biasa itu.
.....
Tanpa mendapat perlawanan yang berarti dari Tri, kepala penis Mr. Gulam telah terjepit di antara kedua bibir mungil Tri, yang dengan terpaksa dicobanya membuka mulut selebar-lebarnya, Lalu Tri mulai mengulum alat vital Mr. Gulam ke dalam mulutnya, hingga membuat lelaki India itu melek merem keenakan. Benda itu hanya masuk bagian kepala dan sedikit batangnya saja ke dalam mulut Tri yang kecil, itupun sudah terasa penuh benar. Tri hampir sesak nafas dibuatnya. Kelihatan Tri bekerja keras, menghisap, mengulum serta mempermainkan batang itu keluar masuk ke dalam mulutnya. Terasa benar kepala itu bergetar hebat setiap kali lidah Tri menyapu kepalanya.
.....
Beberapa saat kemudian Mr. Gulam melepaskan diri, ia mengangkat badan Tri yang terasa sangat ringan itu dan membaringkan di atas meja dengan pantat Tri terletak di tepi meja, kaki kiri Tri diangkatnya agak melebar ke samping, di pinggir pinggang lelaki tersebut. Kemudian Mr. Gulam mulai berusaha memasuki tubuh Tri. Tangan kanan Mr. Gulam menggenggam batang penisnya yang besar itu dan kepala penisnya yang membulat itu digesek-gesekkannya pada clitoris dan bibir kemaluan Tri, hingga Tri merintih-rintih kenikmatan dan badannya tersentak-sentak. Mr. Gulam terus berusaha menekan senjatanya ke dalam kemaluan Tri yang memang sudah sangat basah itu, akan tetapi sangat sempit untuk ukuran penis Mr. Gulam yang besar itu.
.....
Pelahan-lahan kepala penis Mr. Gulam itu menerobos masuk membelah bibir kemaluan Tri. Ketika kepala penis lelaki India itu menempel pada bibir kemaluannya, Tri merasa kaget ketika menyadari saluran vaginanya ternyata panas dan basah. Ia berusaha memahami kondisi itu, namun semua pikirannya segera lenyap, ketika lelaki itu memainkan kepala penisnya pada bibir kemaluannya yang menimbulkan suatu perasaan geli yang segera menjalar ke seluruh tubuhnya. Dalam keadaan Tri yang sedang gamang dan gelisah itu, dengan kasar Mr. Gulam tiba-tiba menekan pantatnya kuat-kuat ke depan sehingga pinggulnya menempel ketat pada pinggul Tri, rambut lebat pada pangkal penis lelaki tersebut mengesek pada kedua paha bagian atas dan bibir kemaluan Tri yang makin membuatnya kegelian, sedangkan seluruh batang penisnya amblas ke dalam liang vagina Tri. Dengan tak kuasa menahan diri, dari mulut Tri terdengar jeritan halus tertahan, "Aduuh!, oohh.., aahh", disertai badannya yang tertekuk ke atas dan kedua tangan Tri mencengkeram dengan kuat pinggang Mr. Gulam. Perasaan sensasi luar biasa bercampur sedikit pedih menguasai diri Tri, hingga badannya mengejang beberapa detik.
.....
Mr. Gulam cukup mengerti keadaan Tri, ketika dia selesai memasukkan seluruh batang penisnya, dia memberi kesempatan kemaluan Tri untuk bisa menyesuaikan dengan penisnya yang besar itu. Tri mulai bisa menguasai diri. Beberapa saat kemudian Mr. Gulam mulai menggoyangkan pinggulnya, mula-mula perlahan, kemudian makin lama semakin cepat. Seterusnya pinggul lelaki India itu bergerak dengan kecepatan tinggi diantara kedua paha halus gadis ayu tersebut. Tri berusaha memegang lengan pria itu, sementara tubuhnya bergetar dan terlonjak dengan hebat akibat dorongan dan tarikan penis lelaki tersebut pada kemaluannya, giginya bergemeletuk dan kepalanya menggeleng-geleng ke kiri kanan di atas meja. Tri mencoba memaksa kelopak matanya yang terasa berat untuk membukanya sebentar dan melihat wajah gelap lelaki India yang sedang menatapnya, dengan takjub. Tri berusaha bernafas dan ..:" "Paak.., aahh.., oohh.., sshh", sementara pria tersebut terus menyetubuhinya dengan ganas.
.....
Tri sungguh tak kuasa untuk tidak merintih setiap kali Mr. Gulam menggerakkan tubuhnya, gesekan demi gesekan di dinding liang vaginanya, sungguh membuat Tri melayang-layang dalam sensasi kenikmatan yang belum pernah dia alami. Setiap kali Mr. Gulam menarik penisnya keluar, Tri merasa seakan-akan sebagian dari badannya turut terbawa keluar dari tubuhnya dan pada gilirannya Mr. Gulam menekan masuk penisnya ke dalam vagina Tri, maka klitoris Tri terjepit pada batang penis Mr. Gulam dan terdorong masuk kemudian tergesek-gesek dengan batang penis Mr. Gulam yang berurat itu. Hal ini menimbulkan suatu perasaan geli yang dahsyat, yang mengakibatkan seluruh badan Tri menggeliat dan terlonjak, sampai badannya tertekuk ke atas menahan sensasi kenikmatan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata.
.....
Lelaki tersebut terus menyetubuhi Tri dengan cara itu. Sementara tangannya yang lain tidak dibiarkan menganggur, dengan terus bermain-main pada bagian dada Tri dan meremas-remas kedua payudara Tri secara bergantian. Tri dapat merasakan puting susunya sudah sangat mengeras, runcing dan kaku. Tri bisa melihat bagaimana batang penis yang hitam besar dari lelaki India itu keluar masuk ke dalam liang kemaluannya yang sempit. Tri selalu menahan nafas ketika benda itu menusuk ke dalamnya. Kemaluannya hampir tidak dapat menampung ukuran penis Mr. Gulam yang super besar itu. Tri menghitung-hitung detik-detik yang berlalu, ia berharap lelaki India itu segera mencapai klimaksnya, namun harapannya itu tak kunjung terjadi. Ia berusaha menggerakkan pinggulnya, akan tetapi paha, bokong dan kakinya mati rasa. Tapi ia mencoba berusaha membuat lelaki itu segera mencapai klimaks dengan memutar bokongnya, menjepitkan pahanya, akan tetapi Mr. Gulam terus menyetubuhinya dan tidak juga mencapai klimaks.
.....
Lalu tiba-tiba Tri merasakan sesuatu yang aneh di dalam tubuhnya, sesuatu yang tidak pernah dia rasakan ketika bersetubuh dengan pacarnya, rasanya seperti ada kekuatan dahsyat pelan-pelan bangkit di dalamnya, perasaan yang tidak diingininya, tidak dikenalnya, keinginan untuk membuat dirinya meledak dalam kenikmatan. Tri merasa dirinya seperti mulai tenggelam dalam genangan air, dengan gleiser di dalam vaginanya yang siap untuk membuncah setinggi-tingginya. Saat itu dia tahu dengan pasti, ia akan kehilangan kontrol, ia akan mengalami orgasme yang luar biasa dahsyatnya. Ia ingin menangis karena tidak ingin itu terjadi dalam suatu persetubuhan yang sebenarnya ia tidak rela, yang merupakan suatu perkosaan itu. Ia yakin sebentar lagi ia akan ditaklukan secara total oleh monster India itu. Jari-jarinya dengan keras mencengkeram tepi meja, ia menggigit bibirnya, memohon akal sehatnya yang sudah kacau balau untuk mengambil alih dan tidak membiarkan vaginanya menyerah dalam suatu penyerahan total.
.....
Tri berusaha untuk tidak menanggapi lagi. Ia memiringkan kepalanya, berjuang untuk tidak memikirkan percumbuan lelaki tersebut yang luar biasa. Akan tetapi.., tidak bisa, ini terlalu nikmat.., proses menuju klimaks rasanya tidak dapat terbendung lagi. Orgasmenya tinggal beberapa detik lagi, dengan sisa-sisa kesadaran yang ada Tri masih mencoba mengingatkan dirinya bahwa ini adalah suatu pemerkosaan yang brutal yang sedang dialaminya dan tak pantas kalau dia turut menikmatinya, akan tetapi bagian dalam vaginanya menghianatinya dengan mengirimkan signal-signal yang sama sekali berlawanan dengan keinginannya itu, Tri merasa sangat tersiksa karena harus menahan diri.
.....
Akhirnya sesuatu melintas pada pikirannya, buat apa menahan diri?, Supaya membuat laki-laki ini puas atau menang?, persetan, akhirnya Tri membiarkan diri terbuai dan larut dalam tuntutan badannya dan terdengar erangan panjang keluar dari mulutnya yang mungil, "Oooh.., ooh.., aahhmm.., sstthh!". Gadis ayu itu melengkungkan punggungnya, kedua pahanya mengejang serta menjepit dengan kencang, menekuk ibu jari kakinya, membiarkan bokongnya naik-turun berkali-kali, keseluruhan badannya berkelonjotan, menjerit serak dan.., akhirnya larut dalam orgasme total yang dengan dahsyat melandanya, diikuti dengan suatu kekosongan melanda dirinya dan keseluruhan tubuhnya merasakan lemas seakan-akan seluruh tulangnya copot berantakan. Tri terkulai lemas tak berdaya di atas meja dengan kedua tangannya terentang dan pahanya terkangkang lebar-lebar dimana penis hitam besar Mr. Gulam tetap terjepit di dalam liang vaginanya.
.....
Selama proses orgasme yang dialami Tri ini berlangsung, memberikan suatu kenikmatan yang hebat yang dirasakan oleh Mr. Gulam, dimana penisnya yang masih terbenam dan terjepit di dalam liang vagina Tri dan merasakan suatu sensasi luar biasa, batang penisnya serasa terbungkus dengan keras oleh sesuatu yang lembut licin yang terasa mengurut-urut seluruha penisnya, terlebih-lebih pada bagian kepala penisnya setiap terjadi kontraksi pada dinding vagina Tri, yang diakhiri dengan siraman cairan panas. Perasaan Mr. Gulam seakan-akan menggila melihat Tri yang begitu cantik dan ayu itu tergelatak pasrah tak berdaya di hadapannya dengan kedua paha yang halus mulus terkangkang dan bibir kemaluan yang kuning langsat mungil itu menjepit dengan ketat batang penisnya yang hitam besar itu.
.....
Tidak sampai di situ, beberapa menit kemudian Mr. Gulam membalik tubuh Tri yang telah lemas itu hingga sekarang Tri setengah berdiri tertelungkup di meja dengan kaki terjurai ke lantai, sehingga posisi pantatnya menungging ke arah Mr. Gulam. Mr. Gulam ingin melakukan doggy style rupanya. Tangan lelaki India itu kini lebih leluasa meremas-remas kedua buah payudara Tri yang kini menggantung ke bawah. Dengan kedua kaki setengah tertekuk, secara perlahan-lahan lelaki tersebut menggosok-gosok kepala penisnya yang telah licin oleh cairan pelumas yang keluar dari dalam vagina Tri pada permukaan lubang anus Tri yang menimbulkan suatu sentakan kejutan pada seluruh badan Tri, kemudian menempatkan kepala penisnya pada bibir kemaluan Tri dari belakang.
.....
Dengan sedikit dorongan, kepala penis tersebut membelah dan terjepit dengan kuat oleh bibir-bibir kemaluan Tri. Kedua tangan Mr. Gulam memegang pinggul Tri dan mengangkatnya sedikit ke atas sehingga posisi bagian bawah badan Tri tidak terletak pada meja lagi, hanya kedua tangannya yang masih bertumpu pada meja. Kedua kaki Tri dikaitkan pada paha laki-laki tersebut. Laki-laki tersebut menarik pinggul Tri ke arahnya, berbarengan dengan mendorong pantatnya ke depan, sehingga disertai keluhan panjang yang keluar dari mulut Tri, "Oooh!", penis laki-laki tersebut menerobos masuk ke dalam liang vaginanya dan Mr. Gulam terus menekan pantatnya sehingga perutnya yang bebulu lebat itu menempel ketat pada pantat Tri yang setengah terangkat. Selanjutnya dengan ganasnya Mr. Gulam memainkan pinggulnya maju mundur dengan cepat sambil mulutnya mendesis-desis keenakan merasakan penisnya terjepit dan tergesek-gesek di dalam lubang vagina Tri yang ketat itu. Sebagai seorang wanita Jawa yang setiap hari minum jamu, Tri memiliki daya tahan alami dalam bersetubuh. Tapi bahkan kini Tri kewalahan menghadapi Mr. Gulam yang ganas dan kuat itu. Laki-laki itu benar-benar luar biasa tenaganya. Sudah hampir setengah jam ia melakukan aktivitasnya dengan tempo permainan yang masih tetap tinggi dan semangat tetap menggebu-gebu.
.....
Kemudian Mr. Gulam merubah posisi permainan, dengan duduk di kursi yang tidak berlengan dan Tri ditariknya duduk menghadap sambil mengangkang pada pangkuan Mr. Gulam. Mr. Gulam menempatkan penisnya pada bibir kemaluan Tri dan mendorongnya sehingga kepala penisnya masuk terjepit dalam liang kewanitaan Tri, sedangkan tangan kiri Mr. Gulam memeluk pinggul Tri dan menariknya merapat pada badannya, sehingga secara perlahan-lahan tapi pasti penis Mr. Gulam menerobos masuk ke dalam kemaluan Tri. Tangan kanan Mr. Gulam memeluk punggung Tri dan menekannya rapat-rapat hingga kini badan Tri melekat pada badan Mr. Gulam. Kedua buah dada Tri terjepit pada dada Mr. Gulam yang berambut lebat itu dan menimbulkan perasaan geli yang amat sangat pada kedua puting susunya setiap kali bergesekan dengan rambut dada Mr. Gulam. Kepala Tri tertengadah ke atas, pasrah dengan matanya setengah terkatup menahan kenikmatan yang melandanya sehingga dengan bebasnya mulut Mr. Gulam bisa melumat bibir Tri yang agak basah terbuka itu.
.....
Tri mulai memacu dan terus menggoyang pinggulnya, memutar-mutar ke kiri dan ke kanan serta melingkar, sehingga penis yang besar itu seakan mengaduk-aduk dalam vaginanya sampai terasa di perutnya. Tak berselang kemudian, Tri merasaka sesuatu yang sebentar lagi akan kembali melandanya. Terus.., terus.., Tri tak peduli lagi dengan gerakannya yang agak brutal ataupun suaranya yang kadang-kadang memekik lirih menahan rasa yang luar biasa itu. Dan ketika klimaks itu datang lagi, Tri tak peduli lagi, "Aaduuh.., eehm", Tri memekik lirih sambil menjambak rambut laki-laki yang memeluknya dengan kencang itu. Dunia serasa berputar. Sekujur tubuhnya mengejang, terhentak-hentak di atas pangkuan Mr. Gulam. Sungguh hebat rasa kenikmatan orgasme kedua yang melanda dirinya. Sungguh ironi memang, gadis ayu yang lemah gemulai itu mendapatkan kenikmatan seperti ini bukan dengan kekasihnya, akan tetapi dengan orang asing yang sedang memperkosanya.
.....
Kemudian kembali laki-laki itu menggendong dan meletakkan Tri di atas meja dengan pantat Tri terletak pada tepi meja dan kedua kakinya terjulur ke lantai. Mr. Gulam mengambil posisi diantara kedua paha Tri yang ditariknya mengangkang, dan dengan tangan kanannya menuntun penisnya ke dalam lubang vagina Tri yang telah siap di depannya. Laki-laki itu mendorong penisnya masuk ke dalam dan menekan badannya setengah menindih tubuh Tri yang telah pasrah oleh kenikmatan-kenikmatan yang diberikan oleh lelaki tersebut. Mr. Gulam memacu keras untuk mencapai klimaks. Desah nafasnya mendengus-dengus seperti kuda liar, sementara goyangan pinggulnya pun semakin cepat dan kasar. Peluhnya sudah penuh membasahi sekujur tubuhnya dan tubuh Tri yang terkapar lemas di atas meja.
.....
Sementara lelaki India itu terus berpacu diantara kedua paha Tri, badan gadis itu terlonjak-lonjak mengikuti tekanan dan tarikan penis lelaki tersebut. Tri benar-benar telah KO dan dibuat permainan sesukanya oleh si India yang perkasa itu. Tri kini benar-benar tidak berdaya, hanya erangan-erangan halus yang keluar dari mulutnya disertai pandangan memelas sayu, kedua tangannya mencengkeram tepi meja untuk menjaga keseimbangannya. Lelaki itu melihat ke arah jam yang terletak di dinding ruangan kerja tersebut, jam telah menunjukan pukul 13.40, berarti telah 1 jam 40 menit dia menggarap gadis ayu tersebut dan sekarang dia merasa sesuatu dorongan yang keras seakan-akan mendesak dari dalam penisnya yang menimbulkan perasaan geli pada ujung penisnya.
.....
Lelaki tersebut mengeram panjang dengan suara tertahan, "Agh.., terus", dan disertai dengan suatu dorongan kuat, pinggulnya menekan habis pada pinggul gadis yang telah tidak berdaya itu, sehingga buah pelirnya menempel ketat pada lubang anus Tri dan batang penisnya yang besar dan panjang itu terbenam seluruhnya di dalam liang vagina Tri. Dengan suatu lenguhan panjang, "Sssh.., ooh!", sambil membuat gerakan-gerakan memutar pantatnya, lelaki India tersebut merasakan denyutan-denyutan kenikmatan yang diakibatkan oleh semprotan air maninya ke dalam vagina Tri. Ada kurang lebih lima detik lelaki tersebut tertelungkup di atas badan gadis ayu tersebut, dengan seluruh tubuhnya bergetar hebat dilanda kenikmatan orgasme yang dahsyat itu. Dan pada saat yang bersamaan Tri yang telah terkapar lemas tak berdaya itu merasakan suatu semprotan hangat dari pancaran cairan kental hangat lelaki tersebut yang menyiram ke seluruh rongga vaginanya. Tubuh lelaki India itu bergetar hebat di atas tubuh gadis ayu itu.
.....
Setelah kurang lebih 3 menit keduanya memasuki masa tenang dengan posisi tersebut, secara perlahan-lahan Mr. Gulam bangun dari atas badan Tri, mengambil tissue yang berada di samping meja kerja dan mulai membersihkan ceceran air maninya yang mengalir keluar dari bibir kemaluan Tri. Setelah bersih Mr. Gulam menarik tubuh Tri yang masih terkapar lemas di atas meja untuk berdiri dan memasang kembali kancing-kancing bajunya yang terbuka. Setelah merapikan baju dan celananya, Mr. Gulam menarik badan Tri dengan lembut ke arahnya dan memeluk dengan mesra sambil berbisk ke telinga Tri, "Maafkan saya manis.., terima kasih atas apa yang telah kau berikan tadi, biarpun kudapat itu dengan sedikit paksaan!", kemudian dengan cepat Mr. Gulam Singh keluar dari ruangan kerja Tri dan membuka pintu keluar yang tadinya dikunci, setelah itu cepat-cepat kembali ke lantai 26. Jam menunjukan 13.55.
.....
Sepeninggalan Mr. Gulam, Tri terduduk lemas di kursinya, seakan-akan tidak percaya atas kejadian yang baru saja dialaminya. Seluruh badannya terasa lemas tak bertenaga, terbesit perasaan malu dalam dirinya, karena dalam hati kecilnya dia mengakui turut merasakan suatu kenikmatan yang belum pernah dialami serta dibayangkannya. Kini hal yang diimpikannya benar-benar menjadi kenyataan. Dalam pikirannya timbul pertanyaan apakah bisa? sepuas tadi bila dia berhubungan dengan pacarnya, setelah mengalami persetubuhan yang sensasional itu.
.....
Setelah kejadian pada hari yang tidak terlupakan itu, Tri menjadi trauma untuk tinggal sendirian di ruang kerjanya pada jam istirahat, Tri selalu berusaha untuk pergi keluar bersama dengan teman-teman sekantor lainnya. Selama itu Mr. Gulam tetap saja berlaku seperti biasa, seakan-akan tidak pernah terjadi apa-apa, demikian juga dengan Tri, masing-masing berusaha menjaga kerahasiaan kejadian tersebut hanya di antara mereka dengan alasan sendiri-sendiri.
.....
Tidak terasa waktu berjalan demikian cepat, 3 (tiga) bulan telah berlalu sejak kejadian tersebut. Buat Tri kejadian tersebut merupakan mimpi buruk yang tidak begitu saja dapat dihilangkan. Sampai saat itu seakan-akan masih terasa tangan besar berbulu dari lelaki India tersebut yang merangkulnya dengan erat badannya yang langsing itu, disamping perasaan tidak berdaya menelungkupinya ketika tangan tersebut mengelus-elus seluruh badannya dan bermain-main pada kedua buah dadanya dan yang lebih menggelisahkannya lagi adalah perasaan yang masih membekas pada pangkal pahanya sampai saat ini.
.....
Terlebih-lebih ketika Tri sedang tidur telentang di tempat tidurnya, terbayang dan terasa penis besar hitam lelaki tersebut mengaduk-aduk lubang kemaluannya yang menimbulkan perasaan sensasi dan membuat seluruh badan Tri panas dingin diliputi kenikmatan yang tidak terbayangkannya. Kadang-kadang ada perasaan yang mendesaknya untuk mau lagi mengalami peristiwa itu, tapi di lain pihak perasaan halusnya dan harga diri sebagai seorang wanita yang bermartabat tinggi, mengingatkan bahwa peristiwa yang dialami itu adalah merupakan suatu perkosaan yang brutal yang tidak pantas untuk diingat-ingat kembali.
.....
Hari demi hari berlalu dengan cepat tanpa ada kejadian istimewa, pekerjaan-pekerjaan di kantornya semakin sibuk menyita waktu Tri, sehingga kejadian tersebut mulai dapat dilupakannya. Sampai pada suatu hari, tiba-tiba terjadi demonstrasi para mahasiswa di sekitar Bundaran Semanggi tidak jauh dari kantor tempat Tri bekerja. Karena situasi pada saat itu sangat memanas, maka pimpinan kantor memutuskan untuk memulangkan para karyawannya lebih awal untuk mencegah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
.....
Saat itu baru menunjukan pukul 14.30 siang, setiap karyawan buru-buru mengemasi barang-barangnya di atas meja, mengunci laci dan lemari-lemari pada ruang kerja masing-masing dan cepat-cepat turun dari gedung kantor untuk buru-buru pulang. Demikian juga dengan Tri, dengan cepat dia membereskan surat-surat yang bertebaran di atas meja kerjanya dan segera dimasukkan ke dalam laci meja kerjanya. Setelah menguncinya dengan rapi Tri segera keluar ruang kerjanya dan cepat-cepat menuju lift untuk turun ke bawah.
.....
Di lantai 25 tempat Tri bekerja itu telah kosong, seluruh karyawan telah turun terlebih dahulu, hanya Tri sendirian yang menunggu lift untuk turun ke bawah. Setelah lift yang turun dari atas terbuka, Tri dengan cepat segera masuk ke dalamnya dan segera lift itu menutup kembali dan bergerak turun. Tiba-tiba Tri menyadari, dia hanya berdua dengan seseorang di dalam lift tersebut dan saat bersamaan orang tersebut menyapa Tri dengan halus, "Tri, mau pulang juga ya!" dengan kaget Tri segera mengangkat mukanya dan melihat ke belakang, ke arah suara tersebut berasal. Mukanya mendadak menjadi merah setelah menyadari bahwa orang tersebut yang hanya berdua saja dengan dia adalah Mr. Gulam yang bejad itu. Tri hanya diam tidak menyambut sapaan Mr. Gulam tersebut. Mr. Gulam mencoba menawarkan jasanya untuk mengantar Tri pulang dengan alasan pada saat itu kendaraan umum tidak ada yang beroperasi akibat demonstrasi para mahasiswa di sepanjang jalan Sudirman. Akan tetapi tawaran Mr. Gulam itu ditolak secara halus oleh Tri.
.....
Sesampai di bawah, begitu lift terbuka, Tri buru-buru keluar dan berjalan ke depan gedung untuk mencari taksi, sementara Mr. Gulam menuju tempat parkir untuk mengambil mobilnya yang kebetulan hari itu dibawa sendiri olehnya tanpa supir. Dengan gelisah Tri menunggu taksi di depan kantor, akan tetapi tidak terlihat satupun taksi dan kendaraan umum lainnya melintas di depan gedung tersebut, sementara aksi mahasiswa yang sedang berdemonstrasi di sepanjang jalan tersebut semakin panas saja. Sementara dalam kegelisahan itu, tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depannya dan ketika kaca jendela mobil tersebut terbuka, kepala Mr. Gulam menongol keluar, "Ayolah, jangan takut, mari kuantar anda pulang, keadaan semakin berbahaya kalau anda terjebak di sini!" Melihat situasi sekelilingnya yang semakin gawat itu, dengan terpaksa Tri menerima ajakan Mr. Gulam tersebut. Dengan cepat Tri masuk ke dalam mobil Mr. Gulam dan mobil tersebut segera meninggalkan tepat tersebut.
.....
Di dalam mobil, Mr. Gulam menanyakan Tri arah tempat rumah tinggal Tri. Segera Tri menjelaskan bahwa dia tinggal di daerah Kebayoran Baru. Karena arah ke Kebayoran Baru melalui Jl. Sudirman tertutup oleh para mahasiswa yang sedang berdemonstrasi tersebut, maka Mr. Gulam mengambil arah Jl. Gatot Subroto untuk memutar melalui Jl. Buncit Raya masuk ke daerah Kebayoran Baru. Akan tetapi sepanjang jalan Gatot Subroto ternyata macet total, akhirnya Mr. Gulam mengusulkan untuk mampir dulu ke apartement temannya yang terletak di dekat situ sambil menunggu lalu lintas lancar kembali. Karena tidak ada pilihan lain, maka akhirnya Tri menyetujui usul tersebut. Mendapat persetujuan Tri, segera Mr. Gulam mengambil jalur kiri dari jalan dan kemudian membelok pada sebuah jalan kecil yang menuju ke sebuah bangunan apartement yang tidak jauh letaknya.
.....
Setelah memarkir mobilnya, keduanya masuk ke lobby dan menuju lift. Apartment teman Mr. Gulam terletak di lantai 9, setelah lift berhenti mereka menuju ke apartement bernomor 916. Mr. Gulam segera memencet bel yang terletak depan pintu dan tak lama kemudian pintunya terbuka dan terlihat seorang pria India yang berumur kurang lebih 35 tahun, berwajah tampan dengan tubuh yang tinggi tegap dan berkulit gelap dengan kedua tangannya dan dadanya yang bidang ditumbuhi rambut hitam lebat. Mr. Gulam segera memperkenalkan Tri kepada temannya yang ternyata bernama Raj Kumar yang adalah seorang tenaga ahli pada sebuah pabrik tekstil yang terletak di Jakarta Selatan.
.....
Kedua lelaki tersebut terlibat sebentar dalam percakapan dalam bahasa mereka, yang tidak dimengerti oleh Tri, yang hanya bisa memandang mereka dengan pandangan mata curiga. Setelah mengambil tempat duduk pada sebuah sofa panjang yang terletak di ruangan tamu, Tri memperhatikan keadaan apartement tersebut. Apartement itu hanya terdiri dari satu kamar, beserta ruang duduk yang menyambung menjadi satu dengan ruang makan dan dapur yang terletak paling ujung dari ruangan tersebut. Terlihat apartement tersebut adalah apartement yang dihuni oleh bujangan, dimana pada tempat cuci piring terlihat piring dan gelas kotor masih menggeletak belum dicuci. Setelah berbincang-bincang sejenak, Raj meminta diri sebentar untuk keluar, karena akan membeli minuman dingin dan makanan kecil di toko makanan yang terletak di ground floor.
.....
Sepergian Raj, suasana di antara Tri dan Mr. Gulam menjadi agak kikuk, kepala Tri hanya tertunduk ke bawah tanpa berani memandang ke arah Mr. Gulam. Terlihat bibir bawah Tri agak bergetar dan kedua jari-jari tangannya saling menggenggam dengan erat. Tri agak grogi, sambil membayangkan apa yang telah terjadi beberapa bulan lalu, ketika lelaki di hadapannya itu memperkosanya dengan brutal. Terlintas dengan jelas bagaimana lelaki tersebut menekan badannya ke atas meja dan mengangkangi kedua pahanya, serta menyetubuhinya dengan ganas. Seakan-akan masih terasa ngilu kemaluannya dikocok-kocok oleh senjata lelaki tersebut, akan tetapi perasaan nikmat tiba-tiba melandanya ketika membayangkan kedua puting susunya tergesek-gesek pada dada bidang berambut tebal dari Mr. Gulam, ketika dia terduduk dan terlonjak-lonjak di atas pangkuan Mr. Gulam karena senjata Mr. Gulam menyodok-nyodok lubang kemaluannya. Membayangkan hal tersebut, tiba-tiba kemaluannya dirasakan basah.
.....
Melihat muka Tri yang berubah-ubah dan matanya yang semakin sayu saja, Mr. Gulam yang telah berpengalaman itu, tidak mau melewatkan momentum yang menguntungkannya. Segera dia berpindah duduk di samping Tri pada sofa panjang dan sebelum Tri menyadari apa yang terjadi, kedua tangan Mr. Gulam dengan cepat telah merangkul bahu Tri dan segera menarik badan Tri menempel ke badannya. Dagu Tri diangkatnya menengadah ke arahnya sehingga kedua mata mereka saling menatap. Mata Mr. Gulam berkilat-kilat menatap muka Tri yang ayu itu dan akhirnya terpaku pada kedua bibir Tri yang merah merekah yang sedang bergetar dengan halus.
.....
Perlahan-lahan Mr. Gulam menundukkan kepalanya dan bibirnya yang kasar yang ditumbuhi kumis lebat menyentuh kedua bibir Tri yang mungil dan perlahan-lahan mulai melumat bibir-bibir yang indah yang telah pasrah itu. Menjelang beberapa saat, ketika Mr. Gulam mulai merasakan badan Tri tidak tegang lagi dan bibirnya mulai melemas, maka lidahnya segera ditekan masuk menerobos ke dalam mulut Tri dan menyapu langit-langit dan mempermainkan lidah Tri. Hal ini membuat badan Tri bergetar dan kepalanya serasa melayang-layang dan tanpa terasa terdengar keluhan halus keluar dari mulut mungil tersebut, "Ooohh.. eehhmm..!" Merasakan Tri mulai merespon aksinya itu, Mr. Gulam segera meningkatkan serangannya. Secara perlahan-lahan tangannya segera membuka kancing-kancing blouse yang dikenakan Tri dan segera mencopotnya dari badan Tri.
.....
Segera terlihat BH Tri yang putih menutupi kedua buah dadanya yang kecil mungil itu. BH tersebut tidak dapat bertahan lama melindungi kedua gundukan daging kenyal tersebut, karena segera tercampakkan oleh tangan-tangan lelaki tersebut. Dengan cepat kedua bukit kenyal mungil itu menjadi sasaran mulut dari Mr. Gulam, yang segera mencium dan mengisap-hisap puting yang telah tegang itu. Badan Tri hanya bisa menggeliat-geliat dan dari mulutnya keluar suara seperti orang kepedasan. Melihat keadaan Tri yang telah pasrah itu, Mr. Gulam tidak mau menyia-nyiakan momentum yang ada, dengan tangkas kedua tangannya segera melucuti rok dan sekalian CD Tri, sehingga sekarang Tri terbaring telentang di sofa dengan tubuh yang mulus yang tidak ditutupi selembar benang pun.
.....
Lelaki India tersebut menindihkan tubuhnya pada Tri yang sudah terbaring pasrah di sofa, sambil dia memperbaiki posisi tubuhnya agar senyaman mungkin, lelaki tersebut dengan kedua tangannya membuka kaki Tri dan segera menempatkan badannya tepat berada di tengah, di antara kedua paha Tri yang telah terkangkang itu. Dengan tangan kirinya memegang batang penisnya yang besar itu, lelaki tersebut mulai mengarahkan penisnya, ke arah sasarannya yang telah pasrah terbuka di bawahnya. Begitu kepala penis bertemu dengan belahan bibir vagina luarnya, badan Tri terlihat bergetar dan kedua tangannya mencengkeram dengan kuat pada sofa, pandangan matanya menjadi sayu, wajahnya keringatan. Dengan perlahan-lahan Mr. Gulam mulai mendorong penisnya memasuki relung tubuh Tri yang paling rahasia itu. Seirama dengan masuknya penis Mr. Gulam yang besar itu, mata Tri terlihat membalik ke atas dan rintihan nikmatnya terdengar jelas keluar dari mulut mungilnya, "Aahh.. eehhmm.." pada mulanya agak susah juga masuknya, sedikit-sedikit, terlihat Mr. Gulam menggerakkan pantatnya maju mundur dengan perlahan-lahan, sambil mulutnya mencium bibir ranum Tri.
.....
Tak berselang kemudian tiba-tiba dengan suatu sentakan keras, lelaki tersebut menekan pinggulnya dan terus mendorong penisnya, sehingga terbenam seluruhnya ke dalam liang vagina Tri. Pas ketika mentok tidak bisa masuk lagi Tri menggigit bibirnya, dan.. "Aahdduhh.." terdengar jeritan halus kesakitan ataupun mungkin kenikmatan keluar dari mulutnya. Selanjutnya pelan-pelan Mr. Gulam mulai menggerakkan keluar masuk penisnya, sofa itu berderit-derit menahan gerakan dan tekanan tubuh Mr. Gulam yang besar itu pada tubuh mungil Tri, kembali rintihan, desahan, dan lenguhan khas kenikmatan terdengar memenuhi ruangan, semakin lama semakin keras, tubuh Tri menggeliat dalam pelukan ketat Mr. Gulam yang besar, kadang-kadang terlihat Tri mengangkat kepalanya, giginya menggigit bibir bawahnya menahan kenikmatan yang melanda seluruh pori-pori badannya, kadang-kadang dia menjerit kecil kalau lelaki India tersebut menekan terlampau dalam.
.....
Beberapa saat kemudian, rintihan Tri semakin keras, dan cairan tubuhnya terasa semakin banyak, tubuhnya melenting kaku dan dari mulutnya keluar suara seperti orang sekarat, Tri tengah dibuai perasaannya yang sedang menuju puncak kenikmatan. Wajahnya benar-benar cantik pada saat itu, setelah didera depresi sekian lama, sepertinya ini semacam pelepasan buat dia. Bagian dalam dinding vaginanya menjepit keras dan berdenyut-denyut, badannya terhentak-hentak, Tri mengalami orgasme yang dahsyat, yang membuat perasaannya melayang-layang dan setelah masa kenikmatan itu mereda, badannya terhempas lemas di atas sofa. Dadanya terlihat naik turun dengan nafas memburu seakan-akan orang yang baru menyelesaikan lari cepat 100 m dan kedua matanya terkatup rapat. Bintik-bintik keringat menghias pelipisnya menandakan satu ronde dari suatu pergulatan seru yang banyak memakan tenaga, yang baru saja diselesaikannya.
.....
Akan tetapi bagi Mr. Gulam pertarungan ini belum selesai, bahkan baginya ini baru babak permulaan ataupun babak pemanasan saja. Melihat Tri yang ayu itu sudah terkapar lemas itu dengan kedua matanya yang tertutup dan badannya yang langsing itu tergolek pasrah, menimbulkan suatu perasaan sensasi pada Mr. Gulam. Lelaki India tersebut sangat bersyukur bisa menguasai dan menikmati tubuh gadis ayu tersebut yang langsing dan mulus itu. Dengan penisnya yang besar masih terbenam dalam kemaluan gadis tersebut, Mr. Gulam memeluk badan Tri dan mengangkatnya dari sofa.
.....
Sekarang badan yang langsing dari gadis tersebut digendong oleh lelaki tersebut, kedua bukit kecil dengan putingnya yang menonjol keras dari buah dada Tri tertekan rapat dan tergesek-gesek pada rambut-rambut lebat pada dada Mr. Gulam. Kepala Tri terkulai lemas bersandar pada pundak lelaki tersebut, kedua tangan Mr. Gulam memegang kedua bongkahan pantat Tri dan kedua kaki Tri melingkar pada pinggang Mr. Gulam. Dari belakang kelihatan belahan pantat Tri merekah dan penis hitam besar lelaki India tersebut masih bersarang di dalam liang kemaluan gadis tersebut yang menjepit rapat batang penis tersebut. Mr. Gulam membawa badan gadis tersebut merapat ke tembok ruangan tersebut, menekannya di tembok dan mulai menggerakan pantatnya sendiri maju mundur menekan pantat Tri ke tembok, akibatnya penisku yang hitam besar itu menerobos keluar masuk kemaluan Tri yang telah basah oleh cairan kenikmatan yang keluar pada waktu gadis itu mengalami orgasme. Gerakan pantat lelaki itu semakin lama semakin cepat dan tekanannya semakin dalam saja. Badan Tri menggeliat-geliat, "Ooohh.. oohh.. eehhmm..!" suara lirih terdengar keluar dari mulut Tri setiap kali lelaki tersebut menekan pantatnya dengan kuat.
.....
Sementara sedang asyik-asyiknya Mr. Gulam mengerjai Tri yang telah lemas itu, tiba-tiba pintu apartement itu terbuka dari luar dan Raj Kumar yang katanya hendak membeli minuman masuk, kedua tangannya membawa minuman Fanta merah 2 botol besar. Dia melihat sejenak pada aksi Mr. Gulam yang sedang mengerjai Tri itu dengan senyum-senyum. Sementara itu Tri yang terkejut dengan kedatangan Raj tersebut, merasa sangat malu dan mencoba melepaskan diri dari Mr. Gulam, akan tetapi Mr. Gulam dengan ketat tetap memeluk Tri dan melanjutkan kegiatannya itu. Kemudian Mr. Gulam dengan tetap menancapkan penisnya ke dalam kemaluan Tri mengambil posisi duduk di sofa dengan kedua kakinya terjulur mengangkang di lantai dan Tri berada dalam posisi duduk di atas pinggul Mr. Gulam dengan kedua kakinya terkangkang di samping kiri kanan pinggul Mr. Gulam. Penis Mr. Gulam tetap berada dalam kemaluan Tri dan sekarang kedua tangan Mr. Gulam memegang pinggul Tri dan mengangkat ke atas dan menekan kembali ke bawah berulang-ulang sehingga kemaluan Tri sekarang yang terlihat aktif menelan dan mengeluarkan penis hitam besar itu.
.....
Sementara itu Raj Kumar yang telah meletakkan minuman yang dibawanya ke atas meja, dengan cepat segera melepaskan baju yang dikenakannya beserta sekalian CD-nya, sehingga telanjang bulat. Terlihat senjatanya yang tidak kalah besarnya dengan Mr. Gulam telah tegang siap tempur. Badannya tegap berbulu dengan kedua pahanya yang gempal juga ditutupi rambut tebal. Kemudian Raj mendekati kedua orang yang sedang bergelut di sofa itu dan berjongkok di antara kedua kaki Mr. Gulam yang terbuka, sehingga posisinya tepat berada di belakang pantat Tri.
.....
Melihat itu Tri segera menyadari akan bahaya yang bakal menimpanya dan mencoba memberontak, akan tetapi dengan cepat kedua tangan Mr. Gulam segera membekap badan Tri ke arah badannya, sehingga Tri tertelungkup di atas badan Mr. Gulam yang bersandar setengah tidur pada sofa. Rupanya dalam hal mengerjai wanita secara bersama-sama, ini bukan merupakan yang pertama kali mereka lakukan, pada 2 minggu yang lalu, mereka juga menggarap Kim Lan, cewek manis yang bertubuh putih langsing yang bekerja pada perusahaan tempat Raj Kumar bekerja. Masih terbayang-bayang di benak Raj bagaimana tubuh putih mulus Kim Lan menggeliat-geliat dan jeritan-jeritan tertahan yang keluar dari mulutnya, ketika penisnya mulai menerobos belahan pantat Kim Lan dalam posisi yang sama seperti saat ini. Raj bertekad untuk merasakan lagi pengalaman yang mengasyikan itu.
.....
Raj yang telah berada tepat di posisi belakang pantat Tri, menundukan kepalanya dan menjilat-jilat pantat Tri. Lidahnya bermain-main pada lubang anus Tri, sehingga menimbulkan perasaan yang sangat geli pada Tri yang tidak bisa dilukiskan, akibatnya badan Tri menggeliat-geliat dengan kuat dan.. "Aagghh.. jaanggaan.. jaanggaan.. lakukan itu!" Tri berusaha melepaskan diri, akan tetapi bekapan tangan Mr. Gulam pada tubuhnya terlalu kuat, sehingga Tri hanya bisa menggerak-gerakan pantatnya ke kiri kanan, tetapi juga tidak bisa bergeser terlalu jauh, karena penis besar Mr. Gulam masih tertancap di dalam kemaluan Tri.
.....
Raj melanjutkan kegiatannya itu dan sekarang dia membasahi pantat dan bagian anus Tri dengan ludahnya, sementara dengan ibu jarinya yang telah basah dengan ludah, mulai ditekan masuk ke dalam lubang anus Tri dan diputar-putar di sana. Tri terus menggeliat-geliat dan mendesah, "Jaannggaann jaannggaan.. aadduuhh.. aadduuhh.. saakiitt.. saakiitt..!" akan tetapi Raj tidak menanggapinya dan terus melanjutkan kegiatannya. Selang sesaat setelah merasa cukup membasahinya, Raj sambil memegang dengan tangan kiri penisnya yang telah tegang itu, menempatkan kepala penisnya tepat di tengah liang masuk anus Tri yang telah basah dan licin itu.
.....
Kemudian Raj membuka belahan pantat Tri lebar-lebar. "aaduhh, janggaann! Sakkiit! aammpuunn, aammppuunn! Aagkkh" Raj mulai mendorong masuk, terus masuk. Sementara Tri menjerit-jerit dan menggelepar-gelepar kesakitan. Tri meronta-ronta tak berdaya, hanya semakin menambah gairah Raj untuk terus mendorong masuk. Tri terus menjerit, ketika perlahan seluruh penis hitam besar Raj masuk ke anusnya. "aauugghh..! Saakkiit! jerit Tri ketika Raj mulai bergerak pelan-pelan keluar masuk anus Tri. Akhirnya dengan tubuh berkeringat menahan sakit, Tri terkulai lemas tertelungkup di atas badan Mr. Gulam kelelahan dan tidak berdaya.
.....
Secara berirama Raj menekan dan menarik penisnya dari lubang anus Tri, dimana setiap kali Raj menekan ke bawah, bukan saja penisnya yang terbenam ke dalam lubang anus Tri, tetapi penis Mr. Gulam juga tertekan masuk lebih dalam ke dalam lubang kemaluan Tri. Benar-benar sangat menyesakkan melihat kedua penis besar hitam itu berada di kedua lubang bawah Tri. Terlihat kedua kaki Tri yang terkangkang itu bergetar-getar lemah setiap kali Raj menekan masuk penisnya ke dalam lubang anusnya. Dalam kesakitan dan ketidakberdayaan itu, Tri telah pasrah menerima perlakuan kedua lelaki tersebut.
.....
Tak lama kemudian mereka bertukar posisi, sekarang Raj duduk melonjor di sofa dengan penisnya tetap berada dalam lubang anus Tri, sehingga badan Tri tertidur telentang di atas badan Raj dengan kedua kakinya terpentang lebar ditarik melebar oleh kedua kaki Raj dari bawah dan Mr. Gulam mengambil posisi di atas Tri. Mr. Gulam mulai memompa penisnya keluar masuk kemaluan Tri, yang sekarang semakin basah saja, cairan pelumas yang keluar dari dalam kemaluan Tri mengalir ke bawah, sehingga membasahi dan melicinkan lubang anusnya, hal ini membuat penis Raj yang sedang bekerja pada lubang anusnya menjadi licin dan lancar, sehingga dengan perlahan-lahan perasaan sakit yang dirasakan Tri berangsur-angsur hilang diganti dengan perasaan nikmat yang merambat ke seluruh badannya.
.....
Tri mulai dapat menikmati kedua penis besar laki-laki tersebut yang sedang menggarap kemaluan dan lubang anusnya. Perlahan-lahan perasaan nikmat yang dirasakannya melingkupi segenap kesadarannya, menjalar dengan deras tak terbendung seperti air terjun yang tumpah deras ke dalam danau penampungan, menimbulkan getaran hebat pada seluruh bagian tubuhnya, tak terkendali dan meletup menjadi suatu orgasme yang spektakuler melandanya. Setelah itu badannya terkulai lemas, Tri telentang pasrah seakan-akan pingsan dengan kedua matanya terkatup.
.....
Melihat keadaan Tri itu semakin membangkitkan nafsu Mr. Gulam, lelaki tersebut menjadi sangat kasar dan kedua tangan Mr. Gulam memegang pinggul Tri dan lelaki tersebut menekan pinggulnya keras-keras ke depan dan "Aduuh.. aauugghh..!" keluh Tri merasakan seakan-akan vaginanya terbelah dua diterobos penis Mr. Gulam yang besar itu. Kedua mata Tri terbelalak, kakinya menggelepar-gelepar dengan kuatnya diikuti badannya yang meliuk-liuk menahan gempuran penis Mr. Gulam pada vaginanya.
.....
Dengan buasnya Mr. Gulam menggerakkan pinggulnya maju mundur dengan cepat dan keras, sehingga penisnya keluar masuk pada vagina Tri yang sempit itu. Mr. Gulam merasa penisnya seperti dijepit dan dipijit-pijit sedangkan Tri merasakan penis lelaki tersebut seakan-akan sampai pada dadanya, mengaduk-aduk di dalamnya, di samping itu suatu perasaan yang sangat aneh mulai terasa menjalar dari bagian bawah tubuhnya bersumber dari vaginanya, terus ke seluruh badannya terasa sampai pada ujung-ujung jari-jarinya.
.....
Tri tidak bisa menggambarkan perasaan yang sedang menyelimutinya, akan tetapi badannya kembali serasa mulai melayang-layang dan suatu perasaan nikmat yang tidak dapat dilukiskan terasa menyelimuti seluruh badannya. Hal yang dapat dilakukannya pada saat itu hanya mengerang-erang, "aahh.. sshh oouusshh!" sampai suatu saat perasaan nikmatnya itu tidak dapat dikendalikan lagi serasa menjalar dan menguasai seluruh tubuhnya dan tiba-tiba meledak membajiri keluar berupa suatu orgasme yang dahsyat yang mengakibatkan seluruh tubuhnya bergetar tak terkendali disertai tangannya yang menggapai-gapai seakan-akan orang yang mau tenggelam mencari pegangan. Kedua kakinya berkelejotan. Dari mulut Tri keluar suatu erangan, "aaduhh.. laagii.. laagii.. oohh.. oohh.." Hal ini berlangsung kurang lebih 20 detik terus menerus. Sementara itu kedua lelaki itu terus melakukan aktivitasnya, dengan memompa penis-penis mereka keluar masuk vagina dan anus. Mr. Gulam menjadi sangat terangsang melihat ekspresi muka Tri dan tiba-tiba Mr. Gulam merasakan bagian dalam vagina Tri mulai bergerak-gerak melakukan pijitan-pijitan kuat pada keseluruhan batang penisnya. Gerakan kaki Tri disertai goyangan pinggulnya mendatangkan suatu kenikmatan pada penis kedua lelaki tersebut, terasa seperti diurut-urut dan diputar-putar.
.....
Tiba-tiba secara bersamaan Mr. Gulam dan Raj merasakan sesuatu gelombang yang melanda dari di dalam tubuh mereka, mencari jalan keluar melalui penis masing-masing, terasa suatu ledakan yang tiba-tiba mendorong keluar, sehingga secara besamaan penis mereka terasa membengkak seakan-akan mau pecah dan.. "Aaduuh!" secara bersamaan tangan-tangan mereka memeluk erat-erat badan Tri dan pinggul mereka dengan kekuatan penuh yang satu menekan ke bawah dalam-dalam pada pinggul Tri yang mengakibatkan keseluruhan penisnya terbenam ke dalam vagina Tri, disertai suatu semburan sperma yang keluar dan menyemprot secara deras ke dalam vagina Tri, sedang Raj mengangkat ke atas pinggulnya mendorong masuk penis terbenam habis ke dalam lubang anus Tri, sambil menyemburkan cairan kental panas ke dalam lubang anus Tri. Menerima semburan cairan kental panas pada lubang kemaluan dan lubang anusnya Tri merasakan suatu sensasi yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata, hanya reaksi badannya yang bergetar-getar dan ekspresi mukanya yang seakan-akan merasakan suatu kengiluan yang tak terbayangkan, diikuti badannya yang tergolek lemas, tanpa dapat bergerak. Tri terlena oleh kedahsyatan orgasme yang dialaminya dan diterima dari kedua lelaki tersebut.
.....
Setelah beristirahat sejenak, Raj dengan cepat segera pulih kembali dan penisnya telah tegak dengan perkasa siap tempur. Tri yang masih telentang lemas di atas sofa tidak diberi kesempatan oleh Raj, segera ditindihnya. Dengan cepat penisnya dibenamkan ke dalam kemaluan Tri dan Raj Kumar terus mengerjai Tri yang kelihatan sudah sangat lemas dan hanya bisa menuruti saja apa yang diinginkan oleh Raj. Berkali-kali kelihatan Tri mengalami orgasme yang dahsyat, itu kelihatan tiap kali dari getaran tubuhnya yang diikuti oleh kedua kakinya yang berkelejotan. Kedua matanya terlihat sayu, seakan-akan orang yang sudah sangat mengantuk.
.....
Mr. Gulam dan Raj Kumar terus mengerjai gadis ayu tersebut secara bergantian terus-menerus sampai menjelang sore hari. Tri mengalami orgasme berulang-ulang sepanjang waktu itu. Menjelang jam 5 sore mereka menghentikan kegiatannya, meninggalkan Tri yang telentang lemas di atas sofa dengan kaki yang terkangkang dan dari vaginanya masih mengalir sisa-sisa sperma dari kedua lelaki tersebut. Sejam kemudian setelah tenaganya pulih, Tri dengan tertatih-tatih bangkit dari sofa dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya. Setelah itu bersama Mr. Gulam yang setengah memapahnya mereka pamitan dan Mr. Gulam mengantar Tri ke rumahnya. Sepanjang jalan pulang, Tri hanya bisa berdiam diri merenung akan apa yang baru saja dialaminya. Ada perasaan bingung yang melanda dirinya yaitu antara perasaan puas atas kenikmatan yang dirasakannya dan perasaan benci pada kedua lelaki tersebut atas perlakuan mereka terhadap dirinya.
.....
Kejadian ini merupakan pengalaman buruk yang terakhir yang dialami Tri, karena tak lama kemudian Mr. Gulam dan para tenaga asing di group perusahaan tempat Tri bekerja memutuskan untuk tidak lagi memperpanjang kontrak kerja mereka berhubung dengan krisis ekonomi yang terjadi yang berdampak juga pada usaha group perusahaan tersebut. Setahun kemudian Tri bertemu dengan seorang pria yang berasal dari pulau seberang yang sangat mempesonanya dan juga sangat mencintainya dan setelah berpacaran beberapa bulan, mereka melanjutkan dengan pernikahan. Tri sekarang masih tetap bekerja pada perusahaan itu dan dalam kehidupan keluarganya hidupnya sangat berbahagia dengan suaminya yang penuh pengertian, sehingga secara perlahan-lahan ia dapat melupakan segala kejadian buruk yang pernah dialaminya itu, serta dapat menikmati tumpahan cinta kasih suaminya padanya.
.....
TAMAT